MAKNA AL-MUTAKABBIR DALAM ALQURAN (STUDI KAJIAN SEMANTIK)
Main Article Content
Abstract
TakhallaqÅ« bi akhlÄkillÄh ‘berakhlaklah kamu seperti akhlaq Allah’, jika Hadith tersebut mesti dijadikan acuan untuk berakhlak maka ada beberapa persoalan dari al-AsmÄ’ al-HusnÄ diantaranya al-AzÄ«z, al-‘AlÄ«, al-JabbÄr, al-QahhÄr, al-Mutakabbir, dll. Sifat-sifat ini walaupun namanya sama dengan yang dinisbatkan pada manusia, namun mempunyai hakikat yang berbeda. Salah satunya adalah al-Mutakabbir (Yang memiliki segala keagungan). Jika merujuk kepada Hadith di atas tentu bertentangan dengan ayat Alquran dan Hadith yang jelas mengatakan bahwa manusia dilarang bersikap sombong dan balasan yang berbuat sombong adalah neraka. Penelitian ini membahas makna lafal al-Mutakabbir melalui pendekatan Semantik, jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data library research (penelitian kepustakaan). Metode yang digunakan adalah deskriptif analysis yaitu menganalisis memaparkan dan menganalisis lafal al-Mutakabbir dalam Alquran. Hasil dari penelitian ini ialah lafal al-Mutakabbir berasal dari kata kabura mempunyai makna besar. Sedangkan jika dilihat dari kamus-kamus bahasa Arab kata kabura artinya mengagungkan, sombong, menjadi besar, membesarkan, lawan dari kata shagura (kecil), pembesar (pemimpim), sesuatu yang lebih tua atau lebih utama. Kata al-Mutakabbir ini selalu dikaitkan dengan dua subjek/ pelaku berbeda. Subjek yang ditujukkan kepada Allah Swt., memiliki tendensi makna positif, sama dengan al-AsmÄ’ al-HusnÄ. Subjek kedua ditujukan kepada manusia yang memiliki makna negatif.Â
Article Details
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.
References
Hidayat, Ahmad. Teologi Qur’Äni. Bandung: Gunung Djati Press, 1998.
al-Ghazali, Abu Hamid. Tauhidullah: Risalah Suci Hujjatul Islam. Cet. III. Surabaya: Tp, 2001.
Shihab, Quraish. Menyingkap Tabir Ilahi (AsmÄ’ al-HusnÄ dalam perspektif al-Qur’Än). Jakarta: Lentera Hati, 2003.
J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
‘Abdul BÄqÄ«, Muh}ammad Fu’ad Al-Mu’jam Al-Mufahras Li AlfÄdz Al-Qur’Än Al-KarÄ«m. Kairo: DÄr Al-HadÄ«th, 2007.
Izutsu, Thoshihiko. Konsep-Konsep Etika Religius Dalam Qur’Än. Terj. Agus Fahri Husein dkk. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.
Mustofa Umar, Konsep Kufur Dalam Al-Qur’Än Dan Proyeksinya Terhadap Teks Hadits, dalam jurnal Al-Risalah Volume 12 Nomor 1 Mei 2012.
Al-IshfahÄni, Abu QÄsim al-Husain bin Muhammad al-Ma’ruf al-RÄghib. MufradÄt fÄ«GharÄ«b Al-Qur’Än, jilid 1.Beirut : Mauqi’u Ya’sub,tt.
Abdul Jabbar, M. Duha dan N. Burhanudin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’Än Shara AlfÄzhal-Qur’Än.Bandung: Fitrah Rabbani: 2012.
JamaluddÄ«n Muhammad ibn Mukarram ibn Ali, LisÄn al-ArÄbi ibn Mandzur, jilid 5. Kairo: DÄr Ma’arif, tt.
Fakhruddin, Ensiklopedia Al-Qur’Än, Jilid II: M-Z. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
al-‘AjalÅ«nÄ«, Ismail bin Muhammad. Asna Al-MathÄlib FÄ« AḥÄdith MukhtalipÄt Al-MarÄtib (Aplikasi Maktabah Syamilah).
al-Ghazali, IḥyÄ’ ‘UlumudÄ«n, Jilid 7. Kairo: DÄr al-Hadits. Terj. Ibnu Ibrahim Ba’adillah. Jakarta: Republika, tt.