Re-Interpretasi Makna Perintah Isti’faf Perspektif Relasi Akhlak Mubadalah: Kajian Surah An-Nur Ayat 33


Maolidya Asri Siwi Fangesty(1*), Eni Zulaiha(2)

(1) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(2) UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Penafsiran bias gender memaknai isti’faf dengan menjauhi zina yakni meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah. Namun, penafsiran adil gender memandang itu bukan satu-satunya makna. Maka dari itu diperlukan pembacaan ulang mengenai perintah isti’faf menggunakan relasi akhlak mubadalah dalam QS. An-Nur ayat 33. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prinsip-prinsip relasi laki-laki dan perempuan dalam metode mubadalah, mengetahui penafsiran bias gender dan adil gender mengenai isti’faf serta menemukan analisa gender dalam penafsiran isti’faf. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan library research. Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip mubadalah adalah keadilan, kemaslahatan dan anti kemudaratan yang didasarkan pada prisip resiprokal atau kesalingan, bermuara pada akhlakul karimah, oleh, dari serta untuk laki-laki dan perempuan. Penafsiran isti’faf yang bias gender didapat dari Al-Qurthubi, Ath-Thabari dan Hasby Ash-Shiddieqy. Sedangkan penafsiran yang adil gender didapat dari Faqihuddin Abdul Kodir. Isti’faf dalam perspektif bias gender hanya menyasar pada laki-laki dan dimaknai menjauhi zina. Sementara perspektif adil gender menyasar laki-laki dan perempuan dan dimaknai bukan hanya menjauhi zina, tapi mendisiplinkan diri agar tidak terjerumus pada zina, yakni melakukan hal yang halal berupa hal positif dan produktif. Pemaknaan ini pada akhirnya akan menciptakan keluarga yang maslahat, berkeadilan dan minim konflik. Re-interpretasi seperti ini sesuai dengan prinsip tafsir adil gender yakni etika maslahah dan sesuai dengan maqashid syariah yakni hifdzu al-nasl (menjaga keturunan). Selain terjaganya status anak setelah menikah, terjaga pula diri pribadi anak, sebab lahir dari orangtua yang memiliki kualitas diri sehingga meniru orangtua dalam berprilaku dan berkiprah. Kemudian akan menghasilkan keturunan yang berkualitas pula bukan hanya mengedepankan kuantitas.

Keywords


An-Nur Ayat 33; Isti’faf; Mubadalah; Relasi Akhlak

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.15575/azzahra.v5i1.40770

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Maolidya Asri Siwi Fangesty, Eni Zulaiha

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

 

 

 

 

 


Az-Zahra: Journal of Gender and Family Studies has been indexed by: 

      


Editorial Office:
Lecture Hall Building
Center for Gender and Child Studies
Research and Community Service (LP2M)
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Jalan A.H. Nasution No. 105, Cibiru
Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40614
Phone: 022- 7802276
e-mail: az.zahra@uinsgd.ac.id