Struktur Vegetasi Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya di Kampung Ababiaidi Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori


Maklon Warpur(1*)

(1) Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Cenderawasih, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstrak. Ekosistem hutan mangrove merupakan suatu vegetasi yang tumbuh di lingkungan estuaria pantai yang dapat ditemukan pada garis pantai tropika dan subtropika yang memiliki fungsi secara ekologi, biologi, ekonomi dan  sosial  budaya, namun  saat ini keberadaannya telah mengalami degradasi akibat pemanfaatan yang kurang tepat, dan/atau mengalami perubahan fungsi. Penelitian tentang struktur vegetasi hutan mangrove di kampong Ababiaidi Distrik Supiori Selatan Kabupaten Supiori dilakukan pada bulan November 2015 dengan tujuan untuk mengetahui struktur vegetasi hutan mangrove dan pemanfaatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan ekologi/biologi dan pendekatan antropologi. Dari hasil analisis vegetasi, ditemukan sebanyak 12 jenis tumbuhan mangrove.  Rhizophora apiculata merupakan jenis yang dominan pada tingkat pohon dengan nilai kerapatan 809,34 individu/Ha dengan indeks nilai penting (INP) 51,98  kemudian diikuti Rhizophora stylosa dengan nilai kerapatan 721,67 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 44,01. Pada tingkat belta Rhizophora stylosa merupakan jenis yang dominan dengan nilai kerapatan 488,33 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 63,26 kemudian Rhizophora apiculata dengan nilai kerapatan 416,67 individu/ Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP) 49,32. Pada tingkat semai Rhizophora stylosa  merupakan jenis dominan dengan nilai kerapatan 916,67 individu/Ha dengan dengan indeks nilai penting (INP)  33,07 dan Rhizophora apiculata dengan nilai kerapatan 800 individu/Ha dengan  dengan indeks nilai penting (INP) 29,47. Berdasarkan hasil wawancara dari 12 jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan dalam plot pengamatan 9 jenis dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, 11 sebagai sumber kayu bakar, 3 jenis sebagai obat-obatan dan 4 jenis untuk keperluan lainnya.

Kata kunci: Hutan mangrove, kampung Ababiaidi

Abstract. Mangrove forest is a vegetation that grows in the estuary beaches can be found on the shoreline tropical and subtropical who has the function of ecological, biological, economic and social culture, but now its existence has been degraded by the use of a less appropriate, and / or changing function. Research on the structure of mangrove forest vegetation in the village Ababiaidi Supiori District of Southern District Supiori conducted in November 2015 with the aim to determine the structure of mangrove forest vegetation and utilization. The method used in this research is the approach of ecological / biological and anthropological approach. From the analysis of vegetation, found as many as 12 species of mangrove plants. Rhizophora apiculata is the dominant species on the level of a tree with a density value of 809.34 individuals / ha with an important value index (IVI) 51.98 followed Rhizophora stylosa with a density value of 721.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 44 01. At the level of Rhizophora belta stylosa is the dominant species with a density value of 488.33 individuals / ha with the important value index (IVI) 63.26 then Rhizophora apiculata with a density value of 416.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 49 , 32. At the seedling stage Rhizophora stylosa a dominant species with a density value of 916.67 individuals / ha with the important value index (IVI) 33.07 and Rhizophora apiculata had density of 800 individuals / ha with the important value index (IVI) 29.47. Based on interviews of 12 mangrove species found in the observation plot 9 species used as building material, 11 species as a source of firewood, 3 species as drugs and 4 species for other purposes.Keywords: mangrove forests, Ababiaidi villages.



Keywords


Hutan mangrove., kampung Ababiaidi

References


Bengen ,2002. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Sipnosis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S. P., Sitepu, M. J. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Cetakan III, Edisi Revisi 2004. Jakarta: Pradnya, Paramita.

Eduard, A. dan Husain,A. 2014. Tingkat Kerusakan Hutan Mangrove Pantai di Desa Malakosa Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako. Warta Rimba. ISSN: 2406-8373 Volume 2, Nomor 1.

Fachrul, M.F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara

Frieldi dan Zulkifli 2012. Kelimpahan dan Nisbah Kelamin Siput Bakau (telescopium telescopium) di Ekosistem Mangrove Desa Darul Aman Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Fakultas Perikanan Universitas Riau. Jurnal Perikananan dan Kelautan issn 0853-7607

Kustanti,2011. Manajemen Hutan Mangrove.IPB Press.

Kordi K. 2012. Ekosistem Mangrove, potensi ,fungsi dan pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriharyono,2007. Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati di Wilayah Pesisir dan Laut Tropis. Yogyakarta: Pustaka Belajar.




DOI: https://doi.org/10.15575/biodjati.v1i1.1040

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



Indexing By :

      

      

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.

 

View My Stats